
Jakarta, 9 September 2025 — Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Muslim Scout Jamboree (WMSJ) 2025, jambore pramuka Muslim dunia pertama yang resmi dibuka hari ini di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta Timur, dan akan berlangsung pada 9–14 September 2025.
Perhelatan bersejarah ini sekaligus menjadi bagian dari rangkaian perayaan 100 tahun Pondok Modern Darussalam Gontor, pesantren yang telah berdiri sejak 1926 dan dikenal sebagai pelopor pendidikan kader umat dan bangsa.
Tema dan Makna
Dengan mengusung tema “We are Muslim, Civilized, United, and Peaceful”, jambore ini hadir sebagai simbol persatuan, peradaban, dan perdamaian yang berpadu dengan nilai-nilai kepramukaan. Kegiatan ini diharapkan dapat mempererat ukhuwah Islamiyah, memperkuat karakter generasi muda Muslim, serta meneguhkan semangat damai lintas bangsa.
Partisipasi Peserta
Tercatat lebih dari 15.333 peserta berpartisipasi dalam WMSJ 2025. Jumlah tersebut terdiri dari 15.800 pramuka Indonesia yang berasal dari berbagai provinsi, serta delegasi internasional dari 16 hingga 23 negara, di antaranya:
- Malaysia, Brunei Darussalam
- Bangladesh, Sri Lanka
- Qatar, Arab Saudi, Oman, Mesir
- Maroko, Tunisia, Nigeria, Mauritius
Kehadiran delegasi internasional tersebut menegaskan bahwa WMSJ merupakan wadah global bagi pramuka Muslim untuk menjalin silaturahmi, kolaborasi, dan penguatan persaudaraan.

Dukungan Dunia Industri: Agus Lio Ban Group
Acara ini turut mendapat dukungan dari dunia industri, salah satunya melalui Agus Lio Ban Group. Dengan menghadirkan program “Muslim Go Smart Automotive Corner”, Agus Lio Ban berkomitmen memberikan edukasi teknologi otomotif kepada peserta jambore.
Owner H. Agus Maulana turut hadir secara langsung dalam kegiatan ini. Melalui pameran Mobile Service, Agus Lio Ban mengajak peserta untuk memahami teknologi ban dan mesin mobil, serta memberikan kesempatan praktik lapangan mulai dari pemeriksaan ban hingga simulasi perawatan mesin kendaraan.
Simbol Persatuan dan Harapan
World Muslim Scout Jamboree (WMSJ) 2025 bukan sekadar ajang pertemuan, melainkan simbol persatuan umat Muslim dunia dalam bingkai kepramukaan. Melalui kegiatan ini, diharapkan lahir generasi muda yang berkarakter, berperadaban, dan mampu menjadi agen perdamaian di tingkat global.






